Curug Malela Bandung Barat

Curug Malela Bandung Barat
Curug Malela Bandung Barat
Kebiasaan kami saat mengisi liburan adalah mencari tempat wisata yang belum pernah dikunjungi. Berawal dari pencarian di internet ditemukan sebuah air terjun yang membuat hati ini jadi penasaran ingin mengunjungi tempat tersebut. Air terjun ini bernama Curug Malela atau biasa disebut Niagaranya Van Java karena bentuknya mirip dengan air terjun Niagara yang fenomenal meskipun ukurannya lebih kecil.

Keindahan curug Malela yang berada di kawasan Rongga, Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, seakan memanggil saya untuk berkunjung. Tanpa pikir panjang lagi langsung susun rencana dan berkemas bersama teman dan keponakan. 


Sebelumnya kita tidak ada satu pun yang tahu arah jalan menuju lokasi Curug Malela.  Perjalanan dari Bandung timur menuju Bandung Barat tersebut diperkirakan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam. Berangkatlah kita bertiga dengan menggunakan sepeda motor. Salah satu dari kita menjadi pemandu jalan dengan mengandalakan GPS di Smartphone. Setelah lewat Padalarang kita sempat tersesat, tapi tidak terlalu jauh dan langsung putar arah cari jalan serta banyak bertanya kepada orang sekitar.

Perjalanan tidak sesingkat yang dibayangkan dan baru setengah perjalanan sudah mulai merasa lelah. Akhirnya memutuskan untuk beristirahat di warung pinggir jalan, karena kebetulan mulai turun hujan.

Singkat cerita, hujan pun mulai reda dan perjalanan dilanjutkan dengan banyak bertanya hampir di setiap belokan terus bertanya pada setiap orang yang dijumpai. Medan jalan pun semakin rusak dengan aspal yang berlubang. Melintasi perkebunan teh yang indah dengan jalan yang berkelok. Akhirnya kita tiba di gerbang pengambilan tiket. Tiketnya sangat murah hanya Rp5.000;-. 

Setelah mendapatkan tiket masuk, ternyata masih ada tantangan yang lebih ekstrim lagi karena jalan yang dilalui tidak beraspal dan banyak kubangan lumpur. Tapi itu tidak menjadi halangan buat saya yang terbiasa dengan medan pegunungan. Setelah bersusah payah naik turun jalan, bahkan harus melintasi parit pinggir jalan akhirnya tiba di tempat parkiran dengan kaki dan motor penuh lumpur seperti orang habis nyangkul di sawah.

Jalan setapak menuju curug Malela
Dari parkiran kita harus berjalan cukup jauh dengan menuruni jalan kecil. Awal masuk jalannya bagus karena menggunakan tembok dan dipinggirnya menggunakan pagar besi berwarna kuning hitam. Tapi, semakin ke bawah janlannya hanya tanah dan batu dengan medan yang sangat curam dan licin karena hujan rintik mengguyur kawasan wisata tersebut.

Jalan setapak yang semakin licin kita lewati, sawah dan perkebunan milik warga di sepanjang perjalanan dilalui dengan sisa tenaga yang ada. Di pertengahan perjalanan, perut mulai terasa lapar dan minta diisi. Tapi kita tidak membawa perbekalan berupa makanan, hanya membawa air mineral.  Sementara di sepanjang perjalanan tidak ada warung. Untungnya disaat kami kelaparan berpapasan dengan orang yang hendak pulang dari curug Malela dan mereka memberikan sisa bekalnya berupa gorengan. Dengan lahap kita menyantapnya dan dengan penuh rasa terima kasih serasa disambung nyawa.


Dari atas jalan sudah terlihat air terjun, tapi nampak kecil karena jaraknya masih jauh. Perjalanan pun semakin dipercepat dan rasa semangat menggebu ingin segera tiba di bawah tumpahan air. Ddi perjalanan kita berencana setelah tiba di lokasi air terjun akan berenang di aliran sungai. Dengan setengah tergopoh-gopoh kita tiba didekat aliran sungai besar yang di pinggirnya terdapat warung kecil untuk beristirahat dan menitipkan barang bawaan. 

Seperti biasa, kopi panas dan rokok menjadi penghangat badan yang basah kuyup karena air hujan. Gemuruh air yang jatuh dari atas tebing sungai  dengan debit air yang begitu besar dan lebar membuat air terjun ini pantas untuk disebut Niagara Van Java. Untuk menuju kebawah air terjun harus melintasi aliran sungai yang deras dan ada jasa pembantu untuk menyebrangi air yang deras tersebut. 

Sungguh surga dunia yang mampu menghapus rasa lelah selama diperjalanan yang telah ditempuh selama hampir 5 jam. Untuk saat ini Curug Malela merupakan air terjun terbesar yang pernah kita kunjungi. Terapi alam yang kita rasakan disini membuat pikiran menjadi tenang dan bisa melupakan semua masalah dalam kehidupan, serta rasanya tidak mau beranjak pergi dari sekitaran air terjun.

Niat untuk berenang ternyata tidak bisa kita wujudkan karena aliran sungai sangat deras. Mungkin faktor habis turun hujan, jadi debit airnya meningkat. Tapi dengan debit airnya yang sangat dahsyat tersebut menjadi sebuah pemandangan yang sagat luar biasa yang baru saya temui selama ini. Beberapa air terjun yang pernah dikunjungi tidak ada yang seindah Curug Malela.

Untuk memuaskan diri kita bermain di atas batu besar yang terhampar di dekat air terjun, mengabadikan moment indah dengan berfoto bersama dengan dihiasi canda dan tawa. Duduk santai di dekat derasnya aliran sungai, menikmati cipratan air terjun dan menghirup embun yang dihasilkan dari luapan air yang jatuh dari atas tebing.

Tidak terasa waktu cepat berlalu dan hari pun mulai sore, walau rasa berat hati untuk beranjak pergi dari air terjun kebaggaan Bandung Barat ini, kita bergegas kembali dengan dibantu oleh seorang bapak untuk menyebrangi aliran sungai. Perjalanan pulang lebih melelahkan karena harus menaiki jalan setapak yang terjal dan licin untuk menuju tempat parkir. 

Buat kalian yang akan berkunjung ke curug Malela, siapkan mental dan pisik serta perbekalan karena perjalanan cukup melelahkan dan jangan lupa jagalah kebersihan serta kelestarian alam. Apabila hendak berkunjung ke Curug Malela sebaiknya puaskan dahulu dengan air terjun lainnya, karena setelah melihat air terjun Niagara mini ini maka air terjun yang lain akan terlihat biasa saja.

Terima kasih atas kunjungannya