Pinisi Resto |
Selasa 17 Januari 2016
Hari ini tidak ada rencana apa pun, jadi lebih memilih untuk melakukan perawatan motor yang mengalami kerusakan pada bagian seal shockbreaker depannya. Tanpa pikir panjang berangkat ke Ahass terdekat untuk membeli Seal Shock sebanyak dua buah. Setelah mendapatkan sparepart tersebut dilanjut ke bengkel umum yang sudah menjadi langganan untuk membeli Oil Shockbreaker agar harganya lebih murah.
Kedua jenis sparepart sudah didapat dan langsung pulang ke rumah serta langsung membongkar kedua shokbreaker yang akan diganti seal-nya. Keduanya dibersihkan, kemudian dipasang seal yang baru dan dimasukan olinya. Bereslah sudah penggantian karet hitam penahan oli tersebut dalam hitungan waktu sekitar satu jam. Tanpa dicoba terlebih dahulu kemudian peralatan dibereskan dan motor pun di lap untuk menghilangkan bekas oli yang menempel. Saat membersihkan motor, keponakan datang dan nanya mau jalan kemana sudah bersihkan motor? Saya jawab, tidak kemana – mana, uangnya habis dipakai belanja sparepart, tapi kalu mau main hayu saja. Ponakan pun mau dan mengajak berendam ke cipanas Ciwidey.
Usai mandi sekira pukul 13.00 kita berangkat menuju Ciwidey menggunakan satu motor saja karena bensin terisi penuh. Berhubung tidak di tes terlebih dahulu setelah megganti seal shockbreaker tadi ternyata kurang pengisian olinya, sehingga spakbor mentok ke segitiga saat menghantam tanggul. Perjalanan tidak bisa cepat karena menjaga agar spakbor tidak pecah. Meskipun menjalankan kendaraan secara pelan, tetap saja saat melintasi jalan berlubang sempat beberapa kali spakbor membentur segi tiga.
Perkebunan teh Rancabali Ciwidey |
Singkat cerita tiba lah kita di Ciwidey dan berencana ke valley Resort untuk berendam, tapi sebelumnya kita jalan – jalan dahulu ke Situ patenggang. Dengan diiringi hujan gerimis dari pusat keramaian Ciwidey perjalanan dilanjutkan menuju Situ Patenggang. Tapi naas saat sedikit lagi sampai ke tujuan, ban motor pun kempes dan terpaksa mencari tukang tambal ban. Cukup lama menunggu di tempat tambal karena pemiliknya kesusahan membuka ban ukuran besar. Saat melihat jam sudah jam tiga lebih. Bertepatan dengan adzan Ashar, ban motor beurhasil ditambal dan kemudian perjalanan kami lanjutkan menuju Glamping Lakeside yang berada di Situ Patenggang.
Jembatan gantung Pinisi Resto |
Tiba di tempat penarikan tiket masuk yang didesain gaya gerbang tol, lalu membayar tiket masuk sebesar Rp 53.000,- untuk berdua dan nantinya saat pulang kita bisa mengambil debit sebesar sepuluh ribu. Jalan masuk dari lokasi pengambilan tiket masuk menuju Pinisi Resto Glamping Lakeside lumayan jauh. Meskipun jalannya tergolong baru, tapi sudah banyak aspal yang berlubang. Tiba di tempat parkir lalu jalan kaki menuju sebuah bangunan berbentuk kapal Pinisi yang terbuat dari kayu. Saat akan masuk kita kharus melalui sebuah jembatan gantung yang terbuat dari kayu yang disusun rapi dan digantung menggunakan tambang.
Jembatan gantung tampak indah dan banya yang berfoto di atasnya. Berjalan menapaki kayu - kayu yang disusun rapi sambil merasakan sensasi ayunan jembatan gantung yang khas sambil menikmati pemandangan yang ada di sekitar. Setibanya di ujung jembatan yang terhubung dengan bangunan kapal Pinisi bagian belakang terdapat tangga untuk masuk ke area resto yag ada di dalam kapal tersebut.
Pinisi Resto memiliki dua lantai yang diisi dengan bangku – bangku untuk tamu yang akan menikmati hidangan yang bisa dipesan di kasir Resto tersebut. Suasana yang didesain semirip mungkin dengan kapal pinisi membuat kita merasa benar – benar sedang berada di dalam kapal, padahal bangunan tersebut berada di darat, tepatnya berada di pinggir Situ Patenggang.
Menikmati pemandangan dari atas Pinisi Resto |
Di atas Pinisi Resto kita dapat menikmati indahnya pemandangan di sekeliling dan di depan terlihat hamparan air Situ Patenggang yang indah dan sejuk. Dengan menawarkan keindahan dan spot foto yang menarik maka tidak heran kalau tempat ini menjadi tujuan favorit wisatawan yang datang ke daerah Ciwidey, Kabupten Bandung. Berhubung hujan semakin deras dan kabut tebal mulai turun, maka suasana terasa sangat dingin hingga serasa menusuk ke tulang. Minum kopi panas adalah salah satu cara untuk mengatasi badan yang kedinginan.
Menikmati secangkir kopi panas di Pinisi Resto |
Sambil menunggu pesanan datang kita terus menikmati pemandangan dari atas Resto yang di desain mirip kapal Pinisi. Meskipun hujan dan berkabut, tapi sebagian tempat dapat terlihat jelas. Pesanan kopi panas dan cemilan kecil datang diantar oleh pelayan. Segarnya tubuh ini yang tadi serasa kaku karena kedingin kini seakan pulih kembali karena minum kopi panas. Hujan pun mulai reda dan kami pun keluar untuk berfoto dan menikmati pemadang. Ternyata orang lain pun mengikuti saya keluar dari dalam resto menuju bagian depan bangunan kapal Pinisi.
Dek kapal Pinisi bagian luar |
Pasangan remaja, muda - mudi dan orang tua pun banyak yang sengaja datang ke Glamping lakeside untuk merasakan sensasi makan dan menikmati pemandangan di dalam kapal Pinisi yang berdiri megah di dekat Situ Patenggang. Di sekitar resto dikelilingi oleh hamparan hijau perkebunan teh Rancabali yang indah memanjakan mata. Suasana alam yang sejuk dan indah membuat kita merasa betah untuk tinggal berlama – lama di atas kapal tersebut Waktu pun terasa sangat singkat dan sudah pukul 17.00 WIB, kita terpaksa harus meninggalkan tempat tersebut.
Kita pulang dengan membawa perasaan puas karena sudah bisa menikmati sensasi makan dan menikmati pemandangan di atas kapal Pinisi. Ketika melintasi tempat pemandian air panas Ciwidey ternyata sudah tutup, karena kita berkunjung bukan hari libur sehingga niat untuk berendam kita batalkan dan memilih pulang ke rumah yang masih jauh dan butuh waktu dua jam untuk bisa tiba di rumah. Suatu saat nanti kita pasti akan kesana lagi dengan membawa teman – teman lainnya untuk makan bersama alias botram di atas kapal Pinisi.
Baca juga artikel tentang Touring Cipanas dan Puncak Darajat Pass Garut
Terima kasih atas kunjungannya