Kura-kura dan Kera Mencuri Cabai di Kebun Pak Tani. |
Sesuai janji kemarin, setelah menulis cerita yang berjudul "Kenapa Nyamuk Suka Bunyi di Telinga Manusia?", saya mau berbagi lagi dongeng pengantar tidur yang pernah dibacakan oleh almarhum bapak saya.
Dongeng pengantar tidur kali ini judulnya "Kura-kura dan Kera Mencuri Cabai di Kebun Pak Tani."
Diceritakan pagi hari ada seekor kura-kura sedang berjemur sambil menikmati udara pagi yang segar di pinggir danau. Kemudian datanglah sahaabatnya, dia adalah seekor kera yang cerdik tapi licik.
Kera memanggil kura-kura.
Kera : Kura-kura....!
Kura-kura : Kuk....!
Kemudian kera menhampiri kura-kura yang sedang asik berjemur.
Kera : Kamu sedang apa?
Kura-kura : Ah biasa sedang berjemur.
Kera : Daripada berjemur terus mendingan metik cabai yuk!
Kura-kura : Di mana?
Kera : Di kebun Pak Tani. Cabainya sudah merah.
Kura-kura : Nggak mau ah, kamu mah suka berisik. Takut ketahuan sama Pak Tani.
Kera : Nggak, dijamin sekarang mah nggak akan berisik.
Kura-kura : Yakin nih nggak akan berisik?
Kera : Nggak, serius nggak akan berisik. Saya juga takut ditangkap sama Pak Tani.
Kura-kura : Oke, kalau kamu nggak berisik kita berangkat ke kebun Pak Tani.
Kemudian Kura-kura dan kera berangkat ke kebun Pak Tani. Singkat cerita, mereka sudah tiba di kebun dan terlihat jelas cabai milik Pak tani sudah matang dan berwarna merah. Kemudian kera dan kura-kura masuk ke kebun.
Kura-kura masuk lewat celah pagar, sedangkan kera naik melompati pagar. Setelah berada di dalam kebun, dua bersahabat ini makan cabai sepuasnya. Saking pedasnya, kera teriak.
Kera : Seuhah lata-lata. Aduh pedas.....!
Kura-kura : Stttt..., jangan berisik. Nanti ketahuan sama yang punya kebun.
Tapi si kera nggak menghiraukan apa kata temannya dan terus berteriak seuhah lata-lata. Aduh pedas.....!
Benar saja apa yang ditakutkan kura-kura jadi kenyataan. Suara si kera yang kencang didengar sama Pak Tani yang rumahnya nggak jauh dari kebun tersebut. Pak Tani pun buru-buru lari ke kebun. Setibanya di kebun, Pak Tani melihat ada kera dan kura-kura yang sedang makan cabai.
Pak Tani teriak "kena kamu ya, ternyata kalian yang suka mencuri cabai" sambil lari ngejar kura-kura dan kera yang sedang lahap makan cabai.
Kera dan kura-kura sangat kaget ketika mendengar teriakan Pak Tani. Kemudian kera loncat dan naik ke atas pohon.
Sementara kura-kura nggak bisa lari. Jangankan lari, jalan saja sangat lambat. Kura-kura hanya bisa berteriak minta tolong sama sahabatnya. Tapi si kera nggak peduli bahkan nggak melirik sedikit pun dan terus lompat dari pohon ke pohon. Kura-kura yang jalannya lambat dan merayap kemudian ditangkap sama Pak Tani.
Pak Tani : Kena kamu ya. Ternyata kamu yang suka mencuri cabai di kebun saya. Kamu akan saya sembelih, dagingnya akan dimasak buat dimakan.
Kemudian kura-kura dibawa pulang ke rumah Pak Tani, lalu dimasukkan ke dalam kandang ayam. Rencananya besok pagi akan disembelih.
Diceritakan saat malam hari rupanya diam-diam si kera datang menghampiri kura-kura yang sedang termenung dalam kandang ayam.
Kera : Stttt..., Kura-kura kamu sedang apa?
Kura-kura : Eh, ternyata kamu kera. Ini saya sedang merasa bahagia.
Kera : Bahagianya karena apa?
Kura-kura : Iya tadi Pak tani ngomong. Katanya saya mau dinikahkan sama anak Pak Tani.
Kera : Dinikahkan sama anak Pak Tani?
Kura-kura : Iya, mau dinikahkan besok pagi.
Kera : Yang benar kura-kura?
Kura-kura : Serius, masa saya bohong sama sahabat.
Mendengar kabar tersebut kemudian si kera merenung. Dalam pikirannya dia pun mau dinikahkan sama anak Pak Tani. Si kera memutar pikiran bagaimana cara agar dirinya juga bisa nikah sama anak Pak Tani. Kemudian si kera ngomong sama kura-kura.
Kera : Kura-kura, bagaimana kalau kita tukar tempat atau tukar posisi. Kamu yang di luar, saya yang di dalam kandang.
Kura-kura : Ah nggak mau. Ntar nggak jadi nikah sama anak Pak Tani.
Kera : Saya mah kasihan sama kamu, semalaman dikurung dalam kandang.
Si kera tetap memaksa agar kura-kura keluar dari kandang. Akhirnya kura-kura mengalah dan mau keluar dari dalam kandang.
Kura-kura : Oke saya mau keluar dari dalam kandang, tapi ada syaratnya.
Kera : Syaratnya apa?
Kura-kura : Syaratnya gampang. Sebelum kamu masuk ke dalam kandang, tolong lemparkan dulu saya ke danau.
Kera : Ah, gampang itu mah.
Kemudian si kera ngeluarin kura-kura dari dalam kandang ayam dan dibawa ke pinggir danau. Tanpa pikir panjang kura-kura dilemparkan ke tengah danau. Setelah itu si kera kembali lagi ke rumah Pak Tani dan masuk ke dalam kandang ayam untuk menggantikan kura-kura.
Di dalam kandang si kera sudah nggak sabar ingin segera pagi karena ingin dinikahkan sama anak Pak Tani.
Singkat cerita, pagi pun tiba. Terdengar suara ayam berkokok dan matahari pun mulai terbit. Di dalam rumah terdengar perbincangan antara Pak Tani sama istrinya.
Pak Tani : Ibu, golok disimpan di mana?
Istri : Buat apa bapak, kok pagi-pagi nanayain golok?
Pak Tani : Itu mau sembelih kura-kura hasil tangkapan kemarin di kebun.
Ternyata obrolan Pak Tani dan istrinya didengar oleh si kera. Kera kaget banget. Dalam hatinya berkata, astaga..., ternyata saya mau disembelih, bukan mau dinikahkan sama anak Pak Tani.
Si kera pun hendak kabur, tapi keburu datang anak Pak Tani yang cantik. Kemudian kera pura-pura mati, badannya terlentang seperti bangkai. Ketika melihat ada bangkai kera di dalam kandang, anak Pak Tani pun berteriak.
Anak : Bapa! Bapa!
Pak Tani : Ada apa nak?
Anak : Ini yang di dalam kandang ternyata bukan kura-kura, tapi kera yang sudah mati.
Kemudian Pak Tani menghampiri anaknya, dan benar saja apa yang dikatakan anaknya bahwa di dalam kandang bukan kura-kura, yang ada hanya bangkai kera. Kemudian kera diperiksa sama Pak Tani. Dalam pikirannya penuh dengan tanda tanya, kenapa kura-kura berubah jadi bangkai kera?
Kemudian Pak Tani membuang bangkai kera ke semak-semak. Tanpa sepengetahuan Pak Tani, si kera bangun kemudian kabur ke hutan dan akhirnya kera selamat nggak jadi disembelih.
TAMAT
Seperti biasa keeseokan harinya bapak memberi petuah yang diambil dari isi dongeng pengantar tidur yang diceritakan semalam.
Kata bapak.
Berteman boleh saja, tapi jangan mengajak yang nggak baik sama teman, seperti muncuri atau mengambil sesuatu milik orang lain. Selain itu, sebagai sahabat juga harus saling tolong-menolong disaat teman dalam kesusahan. Satu lagi, jangan mudah terpengaruhi oleh hal-hal yang menggiurkan tapi belum pasti kebenarannya.
Maaf ya kalau ceritanya nggak seru. Nantikan cerita pengantar tidur berikutnya. Saya mau mengenang masa lalu dulu sambil mengingat dongeng yang pernah diceritain sama bapak.
Terima kasih atas kunjungannya