Jangan Takut Dibenci

v
Jangan Takut Dibenci. 

Masih ingat sebuah kutipan dari tulisan saya yang berjudul Hidup Itu Sebenarnya Sederhana. "Jangan habiskan usiamu untuk menjadi apa yang orang lain inginkan. Jangan habiskan pikiranmu untuk memikirkan apa yang mereka mau. Fokuslah mengerjakan apa yang kamu mau."


Itu adalah salah satu motivasi untuk diri saya sendiri karena dalam hidup ini nggak semua orang bisa menerima kondisi dan keadaan kita. Memaksa orang lain untuk menyukai adalah hal yang sangat nggak mungkin. Mau melakukan apapun, pasti akan ada saja orang yang tidak suka.


Apakah kita harus menjadi seperti yang mereka suka?
Itu mah atuh bukan solusi, lebih baik dibenci karena menjadi diri sendiri daripada harus dipuja-puja, tapi menjadi tiruan orang lain.


Kebanyakan dari kita takut melangkah maju karena takut dengan omongan orang dan takut dibenci. Jujur saja, saya juga takut dibenci sama orang lain. Padahal kita tidak perlu khawatir. Ketika orang membenci kita, mereka nggak punya alasan yang logis untuk membenci kita. Begitu pula orang yang menyukai kita, mereka juga tidak butuh alasan.


Ali Bin Abi Thalib berkata.
“Jangan menjelaskan dirimu kepada siapapun karena orang yang menyukaimu nggak membutuhkan itu dan orang yang membencimu nggak akan percaya dengan hal itu."


Memang hal tersulit dalam hidup adalah tuntutan untuk bisa menyenangkan semua orang. Saat orang lain membenci atau nggak menyukai salah satu dari sikap kita, ingat mereka sedang menuntut kita untuk bisa menjadi apa yang seperti mereka inginkan.


Buat apa bersedih?
Justru saatnya untuk menjadi diri sendiri. Beranilah untuk berkata tidak dan jangan takut untuk menolak apapun yang nggak ingin kamu kerjakan. Karena kalau pun kamu melakukan atau nggak melakukan, orang yang membencimu tetap akan selalu membencimu.


Kita selalu berusaha untuk menyeimbangkan keadaan dan selalu mengalah dengan alasan malas berdebat dan bikin keributan, serta selalu merasa semua masalah orang lain lebih penting daripada masalah kita.


Mungkin sekali dua kali nggak apa-apa kita melakukan itu. Tapi kalau sudah berkali-kali, sebagai manusia biasa lama-lama pasti nggak akan tahan karena akan merasa bahwa kitalah yang paling berkorban. 


Berhentilah menjadi solusi bagi semua masalah orang lain. Masalah kita juga banyak dan menuntut kita untuk menyelsaikannya. Beban seisi bumi ini dan beban semua orang bukan tanggung jawab kita.


Menjadi populer dan disukai semua orang akan membuat kita memiliki tuntutan harus melakukan apapun yang orang lain inginkan secara terus-menerus. Tetapi menjadi tidak populer adalah pilihan yang bijak karena itu akan membuat kita bisa lebih peka terhadap diri sendiri.


Dibenci hanya karena kita ingin menjadi diri sendiri atau melakukan apapun untuk maju bukan hal yang buruk. Justru itu akan menjadi inspirasi bagi orang lain. Inspirasi bahwa kamu lebih nggak punya masa depan daripada hanya takut dibenci oleh orang lain.


Gunakan waktu dengan bijak. Daripada memikirkan orang-orang yang membencimu lebih baik pergunakan energi untuk membuat orang lain bahagia dengan caramu. Sebaik apapun dirimu pasti akan selalu ada orang-orang yang membencimu tanpa alasan yang jelas.


Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah sebelum menyenangkan orang lain, kita dulu yang harus dibikin senang. Karena jika memaksa untuk memberi kesenangan kepada orang, ibarat kesenangan yang kita kasih ke orang lain itu seperti cek kosong. Kalau mau memberi uang ke orang lain kita dulu yang harus punya uang.


Jangan marah atau malah balik membenci. Ketika marah karena dibenci, apa bedanya dengan mereka? Selalu tersenyum dan tunjukan bahwa kamu bahagia dan nggak terpengaruh dengan sikap mereka.


Jangan luapkan kekesalan dan caci maki di media sosial saat ada yang nyinyir atau membenci kita. Karena kalau balik membenci sama saja itu menurunkan derajat kita. Biarkan pahala kita bertambah dengan kebencian orang lain. Jangan kurangi pahala tersebut dengan balik membenci mereka.


Dunia ini nggak ada yang sempurna. Sebaik apapun kita pasti selalu ada yang tidak menyukai. Jangan jadikan itu sebagai halangan untuk kamu terus bergerak maju. Tetaplah bahagia dan tersenyum, biarkan dunia yang akan membalas senyuman kamu.


Semoga tulisan ini bermanfaat, terutama untuk diri saya sendiri.

Terima kasih atas kunjungannya