Cerita di Balik Lagu Reinkarnasi Bintang Putra Sugiatno
![]() |
| Bintang Putra Sugiatno |
Saya masih ingat betul, ada masa di mana sebuah lagu nggak cuma soal enak didengar, tapi juga bikin kepala mikir dan hati ikut bergetar. Lagu yang setelah selesai diputar, kita malah diem sebentar, merenung.
Perasaan itulah yang saya rasakan pertama kali saat mendengar sekaligus menyimak cerita di balik lagu Reinkarnasi karya Bintang Putra Sugiatno.
Di tengah gempuran lagu-lagu instan yang cepat viral lalu cepat dilupakan, Reinkarnasi hadir dengan pendekatan yang berbeda. Lagu ini terasa lebih dalam, lebih jujur, dan lebih personal.
Bukan cuma karena musiknya, tapi karena cerita dan proses panjang di baliknya. Yang bikin saya makin terkejut, lagu dengan tema sedalam ini lahir dari sosok yang usianya baru 16 tahun.
![]() |
| Bintang Putra Sugiatno |
Bintang Putra Sugiatno
Nama Bintang Putra Sugiatno mulai banyak dibicarakan setelah perilisan lagu Reinkarnasi. Berdasarkan berbagai sumber media, Bintang dikenal sebagai musisi muda asal Bandung yang menjadi motor kreatif di balik Band Bintang. Ia bukan hanya penyanyi, tapi juga komposer, pencipta lagu, sekaligus pengarah aransemen.
Bintang tumbuh di lingkungan keluarga yang sangat dekat dengan dunia musik. Sejak kecil, bakatnya sudah terlihat jelas.
Ia terbiasa mendengar, memainkan, dan mendiskusikan musik di rumah. Hal ini membentuk karakter musikalnya yang matang lebih cepat dibanding anak seusianya.
Referensi musik Bintang juga luas. Ia mengidolakan Ahmad Dhani, terutama karena kesamaan peran sebagai keyboardist, sekaligus mengagumi musisi internasional seperti Jordan Rudess dari Dream Theater.
Perpaduan inilah yang kemudian terasa kuat dalam warna musiknya pop modern dengan sentuhan progresif yang khas.
![]() |
| Bintang Putra Sugiatno |
Awal Lahirnya Lagu Reinkarnasi
Dalam pengakuannya, Bintang menyebut bahwa proses penciptaan lagu Reinkarnasi berawal dari lirik. Bukan dari chord, bukan dari beat, tapi dari kata-kata yang muncul di kepalanya.
Lagu ini dibuka dengan kalimat Mungkin hidup ini tak lama lagi. Kalimat tersebut lahir dari perenungan tentang kehidupan, waktu, dan kematian. Bintang terinspirasi dari konsep reinkarnasi yang sering ia temui lewat film, bacaan, dan berbagai referensi di internet.
Menariknya, ide-ide itu sering datang tanpa direncanakan.
“Kadang suka muncul sendiri di otak,” ungkap Bintang.
Di bagian reff, lirik Aku sekarang telah terbang di langit menjadi simbol perpindahan menuju kehidupan atau dimensi yang lebih baik.
Sebuah gambaran filosofis yang jarang disentuh oleh musisi seusianya, apalagi dengan cara penyampaian yang tenang dan emosional.
Tema Reinkarnasi
Bintang sadar betul bahwa tema reinkarnasi bukan tema yang umum. Bahkan bisa dibilang sensitif, karena nggak semua orang percaya. Namun lewat lagu ini, Bintang nggak berniat memaksakan pandangan apa pun.
“Ada yang percaya, ada yang nggak. Tapi dari lagu ini, aku pengin nyampein itu,” katanya.
Unsur emosional dalam lagu ini juga dipengaruhi pengalaman pribadi. Kenangan masa kecil bersama sang kakek yang kini telah tiada ikut membentuk nuansa lagu, bahkan sampai ke konsep visualnya. Rasa kehilangan, rindu, dan harapan terasa sangat manusiawi.
Proses Aransemen
Setelah lirik rampung, Bintang masuk ke tahap aransemen. Biasanya ia memulai dari beat drum, lalu mengembangkan ke gitar, keyboard, dan elemen musik lainnya.
Bagian paling menantang menurut Bintang adalah keyboard, karena pola nadanya cukup rumit dan butuh rasa yang pas agar emosi lagu tetap terjaga.
Meski begitu, mengerjakan aransemen sendiri justru memberi kepuasan tersendiri.
“Kalau sendiri bisa lebih puas, aransemennya bisa lebih megah,” ujarnya.
Di sinilah karakter musikal Bintang terasa kuat. Reinkarnasi terdengar rapi, dinamis, dan nggak monoton.
Lagu ini mudah dinikmati, tapi juga menyimpan detail yang bikin pendengar ingin memutarnya lagi.
Band Bintang dan Identitas Musiknya
Reinkarnasi juga menjadi penanda penting bagi perjalanan Band Bintang, grup musik asal Bandung yang kini mulai banyak diperhitungkan.
Band ini dikenal berani membawa warna pop progresif dengan sentuhan keyboard yang dominan.
Band Bintang nggak sekadar mengejar tren, tapi membangun identitas sejak awal. Dan Reinkarnasi menjadi pintu masuk yang kuat untuk memperkenalkan karakter musik mereka ke publik, khususnya kalangan anak muda.
Visual Lagu, Animasi Bukan Buatan AI
Hal menarik lainnya dari proyek Reinkarnasi adalah visual pendukungnya. Animasi yang digunakan dalam lagu ini bukan buatan AI, melainkan karya murni anak bangsa.
Di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan untuk visual instan, pilihan ini menunjukkan sikap yang tegas, menghargai proses kreatif manusia. Setiap detail animasi dibuat dengan rasa, bukan sekadar hasil otomatis.
Buat saya, ini jadi nilai tambah besar. Lagu ini nggak cuma serius di sisi musik, tapi juga konsisten dalam mendukung ekosistem kreatif lokal. Sebuah langkah kecil tapi bermakna untuk industri kreatif Indonesia.
Support Sang Kakak
Di balik perjalanan Bintang, ada sosok kakak perempuan yang selalu mendampingi, yaitu Antika Lestari Sugiatno. Antika terlibat sebagai backing vocal sekaligus support system utama.
Menurut Antika, Bintang adalah pribadi yang sangat serius dalam bermusik.
“Dalam sehari pasti ada waktu dia ngulik musik atau diem di studio,” tuturnya.
Antika juga menilai bahwa makna lagu Reinkarnasi terasa berbeda dari lagu-lagu kebanyakan. Ia berharap pesan lagu ini bisa sampai ke banyak pendengar. Bahkan, ia mengungkapkan cita-cita sang adik.
“Dia pengin jadi produser musik.”
Dukungan Sang Ayah
Dukungan terbesar datang dari sang ayah, Heru Sugiatno, seorang musisi generasi sebelumnya. Heru mengaku bakat musik Bintang sudah terlihat sejak usia sangat dini.
Sebagai ayah sekaligus rekan bermusik, Heru sering terlibat dalam diskusi lagu dan proses rekaman. Kadang Heru mengisi bagian chorus, sementara Bintang fokus di aransemen utama.
Menurut Heru, kemampuan Bintang di usia 16 tahun tergolong luar biasa.
“Dari notasi, lirik, sampai aransemen, beda dengan yang lain.”
Namun Heru tetap mengingatkan pentingnya memperkaya referensi agar idealisme musikal Bintang bisa berkembang dan diterima lebih luas.
Bisa Didengarkan di Semua Platform Musik
Buat kamu yang penasaran, lagu Reinkarnasi sudah tayang di channel Youtube Music Bintang Production dan bisa didengarkan di semua platform musik digital, seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, Joox, Deezer, dan platform musik lainnya. Tinggal cari judul lagunya, pasang headset, dan resapi ceritanya.
Buat saya, Reinkarnasi bukan sekadar lagu, tapi potret perjalanan seorang remaja yang sedang mencari jati diri lewat musik.
Dengan tema yang berani, aransemen matang, visual yang digarap serius tanpa AI, serta dukungan keluarga yang solid, Bintang Putra Sugiatno membuktikan bahwa usia nggak pernah jadi batasan untuk berkarya dengan kualitas.
Kalau kamu dengerin lagu ini lebih dalam, Reinkarnasi terasa seperti ajakan untuk merenung tentang hidup, kehilangan, dan kesempatan untuk menjadi versi diri yang lebih baik.



Posting Komentar untuk "Cerita di Balik Lagu Reinkarnasi Bintang Putra Sugiatno"
Terima kasih atas kunjungannya